Sejarah dan Manfaat Kayu Manis
Senin, 10 Juni 2013
2 Komentar
Sejarah Kayu Manis
Rempah adalah sesuatu atau beberapa substansi nabati seperti cengkih, "Kayu Manis",
pala, lada dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk meningkatkan cita
rasa makanan'. Disamping Spices, juga dikenal istilah Herbs yang berarti
tanaman rempah penyembuh. Namun, pada kenyataannya sulit untuk
memisahkan antara Spices dan Herbs. Ini disebabkan Herbs pun dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan cita rasa makanan.
Spices
dan Herbs atau singkatnya disebut rempah sudah dikenal manusia beberapa
ribu tahun sebelum Masehi, tepatnya tahun 2600 - 2100 SM (Sebelum
Masehi). Di Mesir, "Kayu Manis" (Cinnamon) dimnfaatkan untuk membalsam mayat raja-raja yang akan dijadikan mumi. Namun, sejarah menyatakan bahwa "Kayu Manis" sudah masuk Mesir dan Eropa sekitar abad ke 5 Sebelum Masehi. Bangsa Saba bertanggung jawab atas berlangsungnya perdagangan "Kayu Manis"
dari India dan Srilanka (Ceylon) ke negara Arab bagian Selatan.
Pedagang Saba saat itu masih menyembunyikan asal-usul tanaman ini.
Beberapa tehun setelah 2100 SM, Mesir mengimport "Kayu Manis" dari Cina dan Asia Selatan khusus untuk membalsam mayat-mayat raja. Memang, untuk membuat mumi, selain "Kayu Manis"
juga dimanfaatkan jenis rempah lain yang wangi, misalnya cumin (Cumimum
cymmimum), anis (Anijs pimpinella anisum L.), dan majoraan (Origanum
vulgaris L.).
Pada sekitar tahun 40 sesudah
Masehi, Hippalus, seorang pedagang Yunani menyadari bahwa setiap tahun
arah angin berhembus dari Timur ke Barat atau sebaliknya pada
bulan-bulan tertentu. Angin tersebut yang kini disebut angin musim
dimanfaatkan penjelajah untuk ke Timur, yaitu dari Laut Merah menuju
India. Daerah pantai Barat India, yaitu Malabar, sangat kaya dengan
jenis rempah. Aktivitas pedagang Yunani tersebut disusul oleh pedagang
Romawi sehingga perdagangan rempah di belahan dunia Barat semakin ramai.
Dengan semakin ramainya
perdagangan rempah akhirnya pemanfaatan rempah pun menjadi meningkat.
Kalau sebelumnya hanya dimanfaatkan untuk pembuatan mumi maupun untuk
keperluan religius, akhirnya pada sekitar tahun 40 Masehi tersebut
pemanfaatannya semakin meningkat, yaitu untuk keperluan penambah cita
rasa makanan. Hal ini didukung oleh sebuah buku tentang seni memasak
yang ditulis oleh seorang ahli masakan berbangsa Romawi, yaitu Apicius.
Dalam buku tersebut dicantumkan tentang penggunaan rempah dari Asia
untuk masakan berselera tinggi.
Peranan pedagang Romawi
memperdagangkan rempah akhirnya bangkrut setelah pedagang Arab dalam
mengembangkan agama Islam menundukkan kerajaan Romawi. Kota Aleksandria
diduduki tentara Islam pada tahun 641 Masehi. Saat itulah praktis
perdagangan rempah antara Timur dan Barat berakhir. Pada abad ke-12,
perdagangan rempah dinyatakan ramai kembali.
Pada abad ke-16 bangsa Portugis
berlayar ke India yang merupakan sumber segala jenis rempah dan berusaha
menguasai perdagangan. Namun, sekitar 100 tahun kemudian, yaitu tahun
1656, perdagangan rempah termasuk "Kayu Manis", diambil alih bangsa Belanda. Hasil "Kayu Manis"
dari Srilanka sangat populer di Belanda dengan nama Canel. Kata 'Canel'
berasal dari kata 'Cana' yang berarti pipa. Oleh karena bentuknya
tersebut sehingga pipa kulit yang berdiameter kecil dapat masuk ke dalam
pipa berdiameter lebih besar.
Untuk dapat lebih menguasai perdagangan "Kayu Manis"
akhirnya Bangsa Belanda membentuk organisasi perdagangan dengan nama
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagni). Nama VOC sendiri hingga kini
masih tergores dalam benak setiap rakyat Indonesia.
"Kayu Manis"
yang semula merupakan tanaman hutan akhirnya diusahakan penanamannya
oleh bangsa Belanda menjadi lebih teratur dalam bentuk perkebunan di
Srilanka (1770). Tahun 1796, monopoli Belanda dalam perdagangan "Kayu Manis" diambil alih bangsa Inggris.
Di Indonesia, tanaman "Kayu Manis"
dari Srilanka (Cinnamomum zeylanicum) didatangkan ke Pulau Jawa tahun
1825 yang kemudian menyebar ke India Selatan, Madagaskar, hingga Brazil.
Walaupun demikian, hasil kulit "Kayu Manis" dari Srilanka masih tetap terkenal karena kualitasnya melebihi hasil dari negara lain.
Pada hakekatnya, lama sebelum bangsa Belanda merajai perdagangan "Kayu Manis", sudah ada dua jenis kulit "Kayu Manis" yang dihasilkan oleh dua jenis tanaman yang berbeda. "Kayu Manis"
dari India Selatan dan Srilanka berasal dari Cinnamomum zeylanicum,
sedangkan dari Vietnam Selatan dan Himalaya Timur berasal dari
Cinnamomum cassia. Dibanding Cinnamomum zeylanicum kulit dari Cinnamomum
cassia masih lebih kasar dan tebal serta aroma lebih tinggi karena
kadar minyak atsirinya lebih tinggi. Hanya saja kualitasnya tidak
setinggi minyak atsiri dari Cinnamomum zeylanicum. Dalam perdagangan,
kulit bagian luar Cinnamomum zeylanicum dibuang, sedangkan Cinnamomum
cassia dipertahankan.
Kalau pedagang kulit "Kayu Manis" di dunia Barat hanya mengenal kedua jenis "Kayu Manis" tersebut hingga sebelum tahun 1800-an. Di Indonesia sendiri sudah ada jenis "Kayu Manis" lain, yaitu Cinnamomum burmanni. Jenis "Kayu Manis"
yang brbeda dengan Cinnamomum zeylanicum dan Cinnamomum cassia, ini
benar-benar merupakan tanaman asli Indonesia. Cinnamomum burmanni
merupakan tanaman hutan di Sumatera Barat. Hingga kini Cinnamomum
burmanni masih tetap merupakan penghasil kulit dengan nama 'padang
kaneel'. Ada juga yang menamakan kulit "Kayu Manis" tersebut dengan 'cassiavera'. Kualitas kulit "Kayu Manis" dari Padang tersebut memang masih jauh di bawah kualitas "Kayu Manis" Srilanka.
Selain Cinnamomum burmanni,
Indonesia pun masih memiliki beberapa jenis tanaman dari keluarga
Cinnamomum. Hanya saja kualitas kulitnya masih lebih rendah dibanding
Cinnamomum burmanni. Cina dan Vietnam pun mengeksport "Kayu Manis" dari jenis Cassia lignea dan Cassia Cina, tetapi kualitasnya masih di bawah cassavera.
Memang bukan hanya di Sumatera
Barat saja, daerah lain di Indonesia seperti Jawa, Flores, Timor, Bali,
Sulawesi dan Sumatera (selain Sumatera Barat) pun dapat dijumpai tanaman
Cinnamomum burmanni ini. Selain terdapat di hutan sebagai tanaman liar,
tanaman ini pun banyak ditanam di kebun dan tegalan, baik sebagai
tanaman perkebunan maupun tanaman pagar. ( Sumber : "Kayu Manis" - Budi Daya & Pengolahan, Oleh: Rismunandar dan Farry B. Paimin)
Kayu manis merupakan rempah-rempah
yang memiliki wangi yang khas, rasa manis dan rasa pedas. Kayu manis
dipakai sebagai bumbu masakan sejak jaman mesir kuno. Kayu manis
biasanya berbentuk bubuk atau potongan. kayu manis juga diekstraksi
untuk diambil minyak atsirinya.
Kandungan yang terdapat dalam kayu manis adalah eugenol, etil sinamat, metil chavicol, linalool, cinnamaldehyde dan beta-kariofilen. Kandungan cinnamaldehyde
inilah yang memberikan rasa dan aroma khas pada kayu manis. Selain
digunakan untuk sebagai bumbu masakan, ternyata kayu manis
memiliki manfaat kesehatan yang banyak. Berikut ini daftar 12 Manfaat
dan khasiat Kayu manis untuk kesehatan:
-
Kayu manis digunakan sebagai obat rumah untuk menyembuhkan pilek, mual dan diare. Jenis kayu manis lainnya juga diyakini dapat meningkatkan energi.
-
Kayu manis terbukti dapat menurunkan atau mengontrol kadar gula pada penderita diabetes. Sebuah studi dari US Agricultural Research Service telah menunjukkan bahwa sedikit 1 gram (1 sendok teh) bubuk kayu manis per hari dapat menurunkan 20% gula darah.
-
Tidak hanya gula darah saja, Kayu manis dapat menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida atau asam lemak di dalam darah.
-
Kayu manis memiliki memiliki sifat anti jamur dan anti bakteri dan digunakan secara luas untuk mengobati penyakit akibat jamur candida albicans dan bakteri helicobacter pylori.
-
Komponen cinnaldehyde pada kayu manis memiliki efek pengencer darah yang membantu mencegah terjadinya pengumpalan darah. Dengan kata lain kayu manis dapat mencegah penyumbatan darah, sehingga meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko stroke.
-
Minyak kayu manis digunakan sebagai minyak esensial aromaterapi. Minyak kayu manis memiliki efek yang menenangkan dan aromanya membuat tenang dan rileks.
-
Kayu manis memiliki sifat anti inflamasi. Hal ini digunakan untuk menyembuhkan peradangan jaringan internal karena konsumsi makanan yang digoreng atau diproses.
-
Kayu manis juga kaya akan zat besi, kalsium mangan, dan serat. Kombinasi tersebut membantu mengurangi dan menghilangkan empedu, dan kemudian mencegah kerusakan pada sel-sel usus besar atau timbulnya kanker usus besar. Hal ini juga membantu meringankan sindrom iritasi usus besar.
-
Kayu manis juga mengurangi laju pengosongan lambung, sehingga mengurangi kenaikan kadar gula darah setelah makan yang berarti Anda tidak akan merasa cepat lapar.
-
Aroma kayu manis akan meningkatkan fungsi otak Anda, meningkatkan daya ingat dan kinerja otak untuk tugas-tugas tertentu.
-
Bubuk kayu manis dapat juga digunakan sebagai alternatif untuk pengawet makanan, hal ini disebabkan karena sifat antimikrobanya yang kuat.
-
Kayu manis juga telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan sakit gigi karena kerusakan gigi dan bau mulut.
Sumber : Berbagi Sumber
I'm amazed, I must say. Rarely do I encounter a blog that's both equally educative and interesting,
BalasHapusand without a doubt, you've hit the nail on the head.
The issue is something that not enough people are speaking intelligently about.
I am very happy that I stumbled across this during my search for something relating to this.
Feel free to visit my webpage ... google (google.com)
Pretty component of content. I simply stumbled upon your web site and in accession capital to
BalasHapussay that I acquire actually enjoyed account your blog posts.
Any way I will be subscribing on your feeds or even I achievement you get
admission to consistently fast.
Also visit my page; bdsm sites ()